Oleh : Enita Clara |
Paradigma
Al-Quran dan As-Sunnah tentang Olahraga dan Kesehatan
Nikmat dari Allah sangat berlimpah tidak terkira : ”Maka jika kamu mau menghitung nikamat Allah, niscahaya kamu tidak akan dapat menghitungnya” (QS An Nahl :18). Dan diantara nikmat yang sangat berharga dan tidak ternilai itu adalah nikmat kesehatan. Berapa harga mata, indra pendengaran, ginjal, jantung atau hati? Maukah kamu menukar mata dengan kekayaan dunia beserta isinya? Dr. Harold J. Morovitz pernah iseng-iseng menaksir harga fisik tubuh manusia beserta kelengkapanya organ-organnya. Menurutnya bila seseorang berbobot 60 kg maka nilai tubuhnya berkisar US$ 6 juta atau 60 milyar rupiah (jika kurs US$ 1 = Rp 10.000).
Begitu mahalnya manusia sehingga Al- Qur’an menegaskan bahwa harga satu orang manusia sama dengan seluruh kehidupan umat manusia (QS Al-Maidah : 32). Demikian besarnya nikmat kesehatan ini, sehingga dalam sebuah Hadist, Nabi SAW menggandengkan dua nikmat yang sangat besar bagi manusia yaitu nikmat iman dan kesehatan : “Sesungguhnya manusia tidak diberi yang lebih baik di dunia daripada keyakinan dan kesehatan maka mohonlah keduanya kepada Allah SWT”. (HR Ahmad). Dalam Hadist tersebut Rasullah SAW merangkaikan persyaratan mendasar untuk memperoleh kesejahteraan dunia dan kesejahteraan bagi kehidupan akhirat.
Iman adalah dasar untuk dapat selamat dalam menempuh hidup ini dan “terutama untuk kehidupan setelah mati” karena hanya imanlah satu-satunya yang mengarahkan pandangan bahwa cita-cita kesuksesan hidup jangan sebatas pengalaman teresterial duniawi tapi juga harus menembus sekat-sekat alam fisis ketika kelak kita memasuki pengalaman transcendental saat mati nanti. Sedang kesehatan adalah basis fisik meraih kesejahteraan hidup di dunia ini, kerena betapapun banyak nikmat yang dimiliki menjadi tidak bermakna bila seseorang jatuh sakit. Rasullah mengatakan : “Orang yang memasuki pagi hari dengan kesehatan yang baik, aman ditempat kediamannya dan memiliki makanan harianya, maka seolah-olah seluruh kehidupan dunia ini telah di anugerahkan kepadanya “, (HR At-Turmudzi).
Para ulama Salafusshaleh menyatakan bahwa ayat yang berbunyi : “Kemudian sungguhh kalian akan dimintai pertanggungjawaban tentang kenikmatan (yang kalian rasakan didunia ini),” (QS At Takatsur :8), juga mengisyaratkan tentang kesehatan. Seperti kata Soraya Susan Behbehani : “Tubuh harus dirawat karena ia adalah cetakan bagi kehidupan dan jiwa ada di dalamnya ; semacam kerang yang mengandung mutiara yang sedang tumbuh, tanpa kerang tidak akan ada mutiara”.
Simpul-simpul pemeliharaan kesehatan dalam Islam terletak pada kehidupan yang bersih, aktif, tenang, moderat, adil, porposional, seimbang dan alami. Jangan melakukan sesuatu dengan mengabaikan kebutuhan diri. Rasullah SAW menegur beberapa sahabatnya yang bermaksud melampui batas, bersifat eksterm dan berlebih-lebihan dalam ibadah, seperti dalam sabdanya : “sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu”. Ketika ada seorang shabat yang berazam akan berpuasa terus menerus, shalat tahajud sepanjang malam penuh sehingga kebutuhan jasmaninya terabaikan, Nabi malah mengatakan “Sesungguhnya aku mengawini wanita, memakan daging, aku tidur, bangun (shalat malam), puasa dan berbuka. Siapa yang tidak menyukai sunnahku maka ia bukan dari umatku.”
Sayyidina Ali r.a mengatakan : “hiburlah hatimu, kerena bila ia lelah , hati cenderung menjadi buta”. Siapapun kita telah ditegaskan oleh Allah bahwa kita tidak dituntut melakukan sesuatu diluar batas kemampuan kodrat kita :”Allah tidak membebani seseorang malainkan sesuai dengan kadar kemampuanya” (QS Al Baqarah : 286). Perintah-perintah dalam ibadah selalu proposional dengan menjaga keseimbangan kebutuhan materil dan spiritual.
Jika sehat di artikan sebagai keadaan baik bagi segenap anggota badan, maka dapat dikatakan bahwa mata yang sehat adalah mata yang dapat melihat maupun membaca tanpa bantuan kacamata. Tetapi, mata yang ‘afiat adalah yang dapat melihat dan membaca objek-objek yang bermanfaat serta mengalihkan pandangan dari objek-objek yang bermanfaat serta mengalihkan pandangan dari objek-objek yang terlarang karena itulah fungsi yang diharapkan dari penciptaan mata. Maka kata ‘afiat dapat diartikan pula sebagai berfungsinya anggota tubuh manusia sesuai dengan tujuan penciptaanya. Perlindungan itu tentunya tidak dapat diperoleh sacara sempurna kecuali bagi mereka yang mengindahkan pentunjuk-petunjuk-Nya.
ALHAMDULILLAH,SETELAH SAYA MMBACA ARTIKEL D ATAS SAYA MERASA BAHWA SAYA HRUS MNJAGA KESEHATAN SAYA SEBAB KESEHATAN ADALAH SEBUAH KARUNIA YANG ALLAH BERIKAN KEPADA SETIAP UMAT NYA YANG HARUS DI JAGA
BalasHapusRIZKI APRIANI 7B
Itu yang disebut dengan syukkur nikmat.
BalasHapusSemoga Allah selalu melimpahkan kesehatan untuk Ananda Rizki...Amin Allahumma Amin.
Terima kasih atas komentar Ananda.
assalamualaikum........
BalasHapusalhamdulilah..bunda ....setelah saya membaca artikel tersebut saya sadar bahwa saya hrus menjaga kesehatan dengan sebaik mungkin....dan saya sadar bahwa sehat itu adlah sebuah krunia yang di beri kan oleh allah kpda setiap umatnya dan hrus d jga dgn sebaik mungkin dan saya brsyukur karna saya msih d brikan ksehatan oleh allah jasmani maupun rohani
wasalam....
DESI NOVITASARI(KELAS:7H)
Wa'alaikumsalam wr wb..
BalasHapusSesuai Judul" Didalam jiwa yang sehat terdapat tubuh yang kuat".
Semoga Ananda Desi menjadi orang yang cerdas.
assalamualaikum...wr.wb
BalasHapussetelah saya membaca artikel bunda.. saya menyimpulkan : puji syukur kepada allah yang telah menganugerahkan kesehatan kepada kita semua. oleh karnanya kita wajib menjaga karunia ini agar kita dapat beribadah kepada Allah dengan sebaik-baik nya.
betapa mahanya kesehatan bila diukur dengan uang dan harta benda yang kita miliki. namun terkadang kita tidak menyadari bahwa sesungguhnya kesehatan merupakan karunia Allah yang sangat besar, sehingga hanya untuk mengucapkan alhamdulillah saja sering kita lupa.
semoga dengan ini kita akan lebih menghargai arti kesehatan dan selalu bersyukur kepada Allah SWT..... amiinnn,,
wassalamualaikum... wr.wb
NOVIA NURCAHYANI..7B
Wa'alaikumsalam wr wb....Alhamdulillah terima kasih ananda Novia Nurcahyani, semoga ananda selalu sehat jasmani rohani.
BalasHapusistilah yg kliru dan sudah lama dibuang, "Didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat"
BalasHapusorang gila tubuhnya sehat tapi jiwanya apa juga kuat. kalo orang gila jiwanya kuat, dia gak bakalan stress, frustasi, dan akhirnya jadi orang gila karena takut menghadapi kenyataan hidup. kalo kita menganut paham dari istilah tersebut berarti kita salah satu dari orang gila.
Sahabat Buzo mohon dikaji ulang note saya diatas. Judulnya: Didalam Jiwa yang sehat terdapat tubuh yang kuat ( bukan didalam tubuh yang sehat ). Tentu saja orang gila jiwanya tidak sehat. Terima kasih atas kunjungan anda sahabat.
BalasHapus