Hari ini saya merenung selesai mengkaji ulang Permendiknas No.16 tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru. Sebetulnya saya telah membacanya sebelum ini, tapi kali ini saya mendapat satu hasil analisa lapangan…..
Saya baru mengkaji sampai pada tulisan Kompetensi Kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang Guru poin 11.2.: “ Bersikap sesuai dengan norma agama,hukum dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia yang beragam”. Tiba-tiba pikiran saya melayang ke belakang pada kegiatan rapat dinas Kepala Sekolah di Sukaraja, saya masih ingat undangannya pukul 08.00 WIB hingga saya harus meninggalkan tugas untuk siswa karena harus pagi-pagi berada di lokasi, dan yang terjadi….saya menunggu 2 jam hingga acara dimulai. Semestinya ini tidak perlu terjadi….”, bisik nurani saya.
Kemudian memori ingatan saya menjelajah lagi pada saat saya mengikuti rapat persiapan HUT PGRI, kejadian yang sama saya alami…. saya menunggu 3 jam hingga acara dimulai…..dan saya seringkali mengalami hal yang sama pada acara-acara rapat dinas di berbagai tempat dan kegiatan. Semestinya ini tidak perlu terjadi….”, bisik nurani saya.
Tetapi lain hal dengan rapat dinas di sekolah saya 2 hari yang lalu, ….Pemimpin Kami adalah orang yang ketat terhadap disiplin waktu, jadi saya tidak harus menunggu berjam-jam bahkan menitpun tidak. Saat saya membawakan siraman rohani di depan rekan-rekan dan guru-guru yang ketika itu hadir juga guru-guru dari tiga sekolah lain selain sekolah kami, ….sambil menunjukkan powerpoint yang saya presentasikan, saya sengaja mengatakan bahwa apa yang saya sampaikan merupakan kegiatan siraman rohani bukan kultum (kuliah tujuh menit) seperti biasanya disampaikan, karena kali ini materinya agak panjang. Sesekali saya pandangi audien di hadapan saya, dan apa yang terjadi…..” Kenapa ada aktivitas lain dalam satu kegiatan ( ngobrol menggangu konsentrasi orang lain) kasarnya BERGUNJING ? Semestinya ini tidak perlu terjadi….”, bisik nurani saya.
Bila semua kalangan pendidik umumnya dan khususnya para Guru memahami Standar Kompetensi di atas, Semestinya ini tidak perlu terjadi….”, tetapi fenomena-fenomena diatas rasanya seringkali terjadi…. “Semestinya ini tidak perlu terjadi….”, Tetapi realita ini adalah sikap yang dimiliki”nya” ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar